Sejarah Provinsi Jawa Barat |
Sejarah Singkat dan Kebudayaan Jawa Barat. Seperti kita ketahui bahwa Pulau Jawa terdiri 3 bagian wilayah yaitu Wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Provinsi Jawa Barat sendiri telah terbagi menjadi 3 bagian yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta dan Provinsi Banten. Berikut sejarah singkat provinsi jawa barat dan aneka ragam kebudayaannya yang kini masih dipertahankan.
Sejarah Singkat Provinsi Jawa Barat
- Nama : Provinsi Jawa Barat
- Ibu Kota : Bandung
- Dipimpin oleh : Gubernur
Menurut sejarah Provinsi Jawa Barat adalah provinsi yang pertama dibentuk di wilayah negara kesatuan republik indonesia yang berdasarkan Undang-Undang (UU) No. 11 pada Tahun 1950 Tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat.
Jawa Barat sendiri pada waktu itu merupakan penduduk terbanyak di Indonesia. Pada bagian wilayah barat berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia.
Pada era Tahun 2000 Provinsi Jawa Barat mengalami pemekaran wilayah dengan berdirinya Provinsi Banten yang berada di wilayah bagian barat.
Terdapat 3 Suku Asli di wilayah Provinsi Jawa Barat yaitu Suku Betawi, Suku Sunda dan Suku Cirebon dimana ketiga memiliki bahasa berbeda dan keberagaman dialeknya.
Pada abad ke 5 (lima) Jawa Barat merupakan Kerajaan Tarumanagara dan sampai saat ini masih banyak tersebar Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara. Terdapat 7 (Tujuh) Prasasti yang ditulis dalam aksara Wengi (Aksara yang digunakan dalam masa Palawa India) dan bahasa Sansakerta yang sebagian besar menceritakan para Raja-Raja Tarumanagara.
Dari bidang Arkeologi sendiri pada milenium pertama menunjukkan terdapat adanya logam perunggu dan besi. Gerabah yang dibuat dari tanah liat pada prasejarah jaman BUNI (Bekasi Kuno) dapat ditemukan merentang sepanjang Anyer sampai daerah Cirebon.
Setelah keruntuhan kerajaan Tarumanagara pada bagian barat Pulau Jawa mulai dari Ujung Kulon sampai wilayah Kali Serayu dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda. Kerajaan Sunda sendiri memiliki Ibukota Pakuan Pajajaran (saat ini Kota Bogor). Prasasti Kebon Kopi II adalah salah satu peninggalan dari Kerajaan Sunda yang berasal dari tahun 932.
Prasasti Kebon Kopi (source yudhe.com) |
Memasuki abad ke 16 Kesultanan Demak telah berkembang dan menjadi saingan ekonomi maupun politik Kerajaan Sunda. Karena besar pengaruhnya Kesultanan Demak maka pelabuhan Cerbon (sebelum jadi Kota Cirebon) lepas dari Kerajaan Sunda yang kemudian berkembang tumbuh menjadi Kesultanan Cirebon dan memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Pada jaman kesultanan Cirebon Pelabuhan Banten lepas dari Kerajaan Sunda dan menjadi Kesultanan Banten.
Keraton Kasepuhan Cirebon |
Untuk mencegah jatuhnya pelabuhan utama yaitu Sunda Kelapa, maka Sri Baduga Maharaja sebagai pemimpin kerajaan sunda memberikan mandat kepada putranya yang bernama Surawisesa untuk membuat perjanjian pertahanan dan keamanan dengan bangsa Portugis di Malaka. Setelah Sri Baduga Maharaja mangkat maka Surawisesa menjadi Raja Sunda dengan gelar Prabu Surawisesa Jayaperkasa dan kemudian perjanjian antara Kerajaan Sunda dan Portugis untuk masalah pertahanan dan keamanan di tanda-tangani pada tahun 1512.
Sebagai bentuk imbalan kepada Portugis maka dibangunlah benteng dan gudang di wilayah sunda kelapa serta akses masuk untuk kepentingan portugis. Sebagai bentuk terjadinya kerjasama maka pada tahun 1522 didirikan sebuah monumen dari batu dilokasi tepi Ciliwung yang disebut dengan Padrao.
Namun walaupun kesepakatan perjanjian itu telah dibuat tetapi dalam pelaksanaanya belum dapat diwujudkan karena pada tahun 1527 pasukan yang terdiri dari aliansi Kesultanan Cirebon dan Demak menyerang Kerajaan Sunda dibawah pimpinan Fatahilah (Palatehan) dan kemudian jatuhlah pelabuhan utama Sunda Kelapa ketangan aliansi tersebut. Perang sendiri berlangsung selama + 5 tahun dan sampai akhirnya pada tahun 1531 diadakan perjanjian damai antara Prabu Surawisesa dengan Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon.
Kurun waktu dari tahun 1567 - 1579 kerajaan Sunda dipimpin oleh Raja Mulya dengan Gelar Prabu Surya Kencana namun dibawah kepemimpinannya kerajaan Sunda mengalami kemunduran yang kemudian akhirnya pada tahun 1576 kerajaan Sunda tidak dapat mempertahankan Pakuan Pajajaran sebagai Ibukota Kerajaan Sunda yang jatuh ke tangan kesultanan Banten. Namun pada wilayah Priangan (Jawa Barat Bagian Tenggara) jatu ke tangan Kesultanan Mataram semasa kesultanan Banten.
Jawab Barat mulai dibentuk sebagai daerah administratif pada tahun 1925 ketika pemerintah Hindia Belanda membentuk Provinsi Jawa Barat. Terbentuknya provinsi adalah sebagai pelaksanaan Bestuurshervormingwet pada Tahun 1922.
Sebelum tahun 1925 jawa barat mempunyai istilah Soendalanden (Tatar Soenda) / Pasoendan dimana istilah tersebut digunakan untuk menyebut bagian Pulau Jawa diwilayah sebelah barat sungai Cilosari dan Citanduy karena sebagian besar penduduknya menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa Ibu.
Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1945 Jawa Barat menjadi bagian dari Republik Indonesia dan kemudian pada tahun 1949 Jawa Barat menjadi Negara Pasundan yang merupakan salah satu negara bagian dari Republik Indonesia Serikat dimana hal tersebut karena hasil kesepakatan dari ketiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar yaitu Republik Indonesia, Bijeenkomst Voor Federal Overleg (BFO) dan Belanda serta disaksikan oleh United Nations Commision for Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan dari PBB. Dan bergabung kembali dengan Indonesia pada Tahun 1950.
Pengertian Kata Sunda
Dalam dokumen sejarah Sunda (Karya R. Ma'mun Atmamihardja) pengertian kata sunda adalah sebagai berikut :
- Dalam Bahasa Sansekerta kata SUNDA berarti bersinar terang, nama Dewa Wisnu.
- Dalam Jawa kata SUNDA artinya Bersusun, Kata atau Suara, Naik dan Bersusun.
- Dalam Bahasa Kawi kata SUNDA memiliki arti Air, Tumpukan, Waspada dan Pangkat.
- Dalam Bahasa Sunda kata Sunda mempunyai arti Indah, Bagus, Cantik dan Unggul.
Kebudayaan Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat sendiri memiliki banyak aneka ragam kebudayaan. Kebudayaan dan adat istiadat provinsi jawa barat sendiri mungkin sudah banyak yang punah dan ditinggalkan seiring perkembangan jaman yang semakin modern. Berikut ciri khas kebudayaan di provinsi jawa barat :1. Suku
- Sunda, Baduy, Banten dan Betawi
2. Rumah Adat
- Rumah Panggung (di daerah banten), Pendopo seperti Keraton Kasepuhan Cirebon.
3. Pakaian Adat
- Kebaya, Takwa (pada jaman dahulu laki-laki menggunakan celana komprang dan tutup kepala dari lipatan kain, sedangkan wanitanya menggunakan kemben dengan rambut di sanggul).
4. Jenis Tarian
- Ketuk Tilu (Jaipong)
- Tari Merak
- Tari Rarasati
- Tari Topeng Kuncuran
- Keris, Golok, Panah dan Tombak
- Sunda dengan berbagai macam dialeknya seperti cirebon yang dipadukan dengan bahasa jawa.
7. Lagu Daerah
- Cing Cangkeling, Manuk Dadali, Bubuy Bulan
8. Alat Kesenian dan Cerita Rakyar
- Angklung, Gendang dll
- Wayang Golek